Red Flare Kenapa Harus Diributkan Di Indonesia??
Flare
merupakan pyroteknik yang menghasilkan cahaya terang ( api ) atau panas
yang intens tanpa disertai ledakan. Flare ini biasanya digunakan
sebagai sinyal, alat penerangan, atau sebagai perlengkapan militer.
Dalam ranah sepakbola Flare ini memiliki fungsi lain. Flare lebih
kepada untuk memeriahkan suasana sekaligus sebagai simbol dukungan
suporter kepada tim kesayangan mereka. Bisa juga Flare ...diartikan
sebagai “tekanan” terhadap lawan.
Di Liga Super Indonesia,
suporter klub – klub sering menyalakan flare sebagai bentuk
dukungan.Selain Aremania, Pusamania, pendukung Persisam, merupakan salah
satu suporter yang sering menyalakan flare ketika Persisam bertanding
di Stadion Segiri Samarinda. Biasanya flare “dibakar” ketika
pertandingan memasuki 5 menit terakhir.
Apakah penggunaan flare
ini dilarang? Karena ketika pertandingan Arema vs Gresik United malam
ini ( 30 / 06 ), komentator pertandingan menyayangkan Aremania yang
menyalakan flare ketika pertandingan memasuki menit – menit akhir.
Dalam FIFA Safety Regulation mengenai Security Checks, flare tidak
disebutkan sebagai barang yang dilarang untuk dibawa suporter masuk ke
stadion. Memang disebutkan bahwa seseorang yang ingin masuk ke stadion
tidak boleh membawa barang berbahaya, tapi tidak ada penyebutan flare
disitu. Bahkan FIFA lebih menekankan kepada Alkohol yang mungkin
dikonsumsi penonton selama menonton pertandingan.
Flare dalam
Safety Regulation disebut dalam artikel 17 tentang Security Officer.
Hanya saja FIFA menyebut secara lebih luas menggunakan kata Pyrotechnic.
Artikel 17 poin 3 menyebutkan wewenang Security Officer ( penanggung
jawab keamanan ) untuk menimbang resiko dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam sebuah pertandingan dengan berkoordinasi bersama pihak
kepolisian, pihak kesehatan, pemerintah, dan berbagai pihak yang lainnya
yang terlibat dalam manajemen sebuah even pertandingan. Hal yang perlu
dipertimbangkan oleh Security Officer termasuk jika ada riwayat
pendukung yang sering menggunakan pyroteknik. Tetapi tidak ada penegasan
bahwa pyroteknik dilarang.
Ini berarti penggunaan pyroteknik
semacam flare aturannya diserahkan kembali kepada organisasi sepakbola
masing – masing negara dengan koordinasi dengan pihak keamanan. Seperti
halnya di Inggris yang tidak melarang flare.
Flare selama tidak
membahayakan jiwa penonton lainnya, selama tidak digunakan untuk
membakar objek lainnya, selama tidak dilempar ke dalam lapangan sebelum,
saat, dan sesudah pertandingan berlangsung, ataupun asapnya tidak masuk
ke lapangan,menurut saya sah – sah saja jika merujuk pada peraturan
FIFA.
Sementara di Indonesia, khususnya Liga Super Indonesia, PT.Liga Indonesia sepengetahuan saya belum melarang penggunaan flare.
so, kenapa diributkan???
#sasaji *Aremaniadjember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar